5/5 (1)
Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari. Iringan ini dapat berupa iringan dengan menggunakan alat musik yang dimainkan atau pemusik atau yang berasal dari tape recoder. Jenis tari tradisional di Indonesia lebih banyak menggunakan iringan eksternal daripada iringan internal. Musik iringan tari memiliki fungsi antara. Nih gan ane share 10 contoh jenis tari tradisional dan tari kreasi baru, sebenernya ini tugas keponakan ane yg masih SMP. Dia yg dapet tugas knp ane yg ngerjain - mending ane share tugasnya di blog, kali aja ada agan-agan yang kebetulan nyari tugas kek gini. Langsung meluncur ke TKP.
Tari adalah gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa unsur, yaitu wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis dan unsur yang paling utama dan membangun sebuah tarian adalah gerak.
Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busanannya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari pantomin (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi berkonsep).
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tari kreasi berpolakan tradisi dan tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi). Nah, yang akan kita bahasa kali ini adalah tari kreasi berpolakan tradisi di Nusantara
Daftar Isi
Contoh Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi (BALI)
Tari kreasi baru berpolakan tradisi adalah tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.
1. Tari oleg tamulilingan
Oleg (juga Oleg Tamulilingan atau Oleg Tambulilingan), sering dikenal sebagai “tarian lebah”, adalah suatu bentuk tari di Bali, Indonesia. Tari ini merupakan tari cinta.
Tari Oleg diperagakan oleh seorang penari laki-laki dan perempuan. Hal ini dimaksudkan agar bisa menggugah suasana sebuah taman, di mana lebah berdengung, mengumpulkan nektar dari bunga-bunga yang menunggunya. Para penari mewakili lebah jantan dan betina, di mana sang jantan yang obsesif genit mengejar betina dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Meskipun lebah betina pada awalnya tampil menggoda, dia akhirnya menerima rayuan sang jantan. Gerakan penari perempuan dianggap lebih kompleks daripada penari laki-laki.
2. Tari tenun
Tari Tenun adalah salah satu tarian khas Bali yang menggambarkan kegiatan sehari-hari yang dilakukan wanita-wanita Bali pada zaman dahulu. Gerakannya benar-benar memperlihatkan proses-proses dalam menenun, yaitu proses pembuatan kain dari persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang secara melintang pada benang-benang lain.
Tari Tenun merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh dua seniman Bali yaitu, Nyoman Ridet dan Wayan Likes pada tahun 1957. Cerita yang diangkat dalam tari Tenun ini menggambarkan tentang penenun-penenun wanita dari desa yang sedang membuat kain tenun dengan alat-alat yang sangat sederhana. Tari ini identik dengan gerakan khas seorang penenun, yang masih bisa kita jumpai di beberapa tempat di Bali samp
3. Tari wiranata
alam sejarah tari Bali Tari Wiranata termasuk ke dalam jenis tari pertunjukan atau bali – balian dan termasuk jenis tari tunggal karena hanya ditarikan oleh satu orang penari saja. Menurut isinya Tari Wiranata termasuk ke dalam jenis tari heroic karena tariannya mengandung unsur kepahlawanan yaitu menggambarkan tentang keperwiraan seorang raja yang gagah berani pantang mundur, gerak geriknya sangat dinamis dan penuh keagungan. Tari ini disusun oleh Nyoman Kaler pada tahun 1942.
Perkembangan Tari Wiranata sampai saat ini kurang diminati, karena gerakannya tergolong rumit. Masyarakat lebih dominan untuk menarikan Tari Margapati dibandingkan dengan Tari Wiranata.
4. Tari panji semirang
Tari Panji semirang merupakan tari yang terinspirasi dari cerita candra kirana yang ada di daerah Jawa Timur. Yang mana tari Panji Semirang ini merupakan tari bali yang berfungsi sebagai tari pertunjukan. Tarian ini biasa didemonstrasikan di dalam maupun di luar areal pura. Tari ini dibawakan oleh seorang penari pria atau wanita. Dengan tata rias dan tata busana lelaki.
Para penari biasanya membawa kipas dan memegang kancut. Tarian ini merupakan ciptaan dari I Nyoman Kaler (seniman tari) pada tahun 1942. Tarian ini pertama kali ditarikan oleh Luh Cawan, yang dimana ia merupakan salah satu murid dari I Nyoman Kaler. Tarian ini menggambarkan Dewi Candra Kirana yang menyamar sebagai seorang lelaki untuk mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Tari ini termasuk tari putra halus biasanya ditarikan oleh penari putri.
Contoh Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi (JAWA)
Jawa merupakan salah satu pulau yang menghasikan tarian yang cukup unik di setiap daerah, mulai tarian yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Berikut contoh tari kreasi baru berpolakan tradisi yang ada di pulau Jawa
5. Tari kijang
Tari Kijang, Tarian Khas Jawa Barat Indonesia. Tari kidang secara umum adalah kesenian rakyat yang menggambarkan suasana perburuan. Dalam tarian tersebut pemburu menggunakan jamparing dan gondewah (busur dan anak panah).
Tari kidang memberi sindiran kepada seorang tokoh yang bergelar: Kidang Pananjung, Kidang Kancana, dan Kidang Soka (Sokawayana). Pemburu yang menggunakan jamparing dan gondewah (busur-anak panah) merujuk kepada seorang tokoh yaitu: Ki Ageng Pamanah Rasa, nuansa ini diabadikan oleh para leluhur di dalam tarian ini tidak lain untuk mengingat tokoh Kidang Kancana yang sangat halus budinya, santun perilakunya, tegas dan tajam dalam memberi keputusan dan pernyataan (twah), yang kemudian dijadikan contoh didalam kehidupan bermasyarakat.
6. Tari angsa
Tari Angsa merupakan tari yang berasal dari Jawa Tengah, dimana tarian ini sendiri merupakan tarian yang menggambarkan keagungan dari seorang dewi yang diiringi oleh sekelompok burung angsa sendiri. Tarian ini juga adalah tarian antara perpaduan kebudayaan orang timur maupun barat yang ada di Indonesia sendiri. Tarian ini biasanya sendiri dibawakan oleh 7 orang penari wanita dimana dalam hal ini sendiri satu orang penari berperan sebagai dewi dengan enam orang penari yang berperan sebagai angsa dalam tarian tersebut.
7. Tari kupu-kupu
Tarian yang ada di Bali ada bermacam-macam, ada yang bersifat hiburan ada juga untuk upacara yadnya yang sering disebut tari sakral. Tari kupu – kupu tarum adalah tari yang bersifat hiburan. Tari kupu – kupu tarum merupakan tari kelompok yang ditarikan oleh lima penari wanita atau lebih. Terinspirasi dari kupu – kupu berwarna biru tua atau tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain.
Gerakan – gerakan yang gemulai dengan komposisi gerak yang dinamis dan menawan, menjadikan tarian kupu – kupu tarum sedikit berbeda dengan nuansa tari Bali lainnya. Keunikan dari tari Kupu – kupu Tarum ialah tarian ini ditarikan oleh lima penari wanita atau lebih. Tari kupu – kupu tarum diciptakan oleh I Wayan Bratha pada tahun 1960, tarian ini mengisahkan sekelompok kupu – kupu berwarna hijau tua atau tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya.
Menurut saya keunikan dari tari kupu – kupu tarum ini ialah si penari memegang properti berupa sayap kupu – kupu ditangan kanan dan tangan kiri dan memkai gelungan yang berbeda dengan gelungan tarian pada umumnya, gelungan tari kupu – kupu tarum berbentuk seperti petitis dan berisi dua pasang antenna seperti layaknya kupu – kupu pada umumnya.
8. Tari merak
Tari Merak berasal dari daerah pasundan, Jawa Barat dan diciptakan oleh seniman asal Sunda “Raden Tjetje Somantri“. Tari merak merupakan sebuah tarian yang geraka tariannya mengambarkan ekspresi kehidupan dari Burung Merak. Selain gerakannya yang menggambarkan kehidupan burung merak, kostum yang digunakan dalam tarian pun juga mirip seperti burung merang yang bisa terlihat dari kemiripan bulunya.
Menurut sejarah, Tari atau tarian merak sebenarnya sudah ada di bumi Pasunda ketika pada tahun 1950-an, seorang karografer bernama Raden Tjetjep Somantri yan menciptakan gerakan Tari Merak tersebut. Seperti namanya, Tari Merak merupakan tarian yang mengimplentasi dari kehidupan burung Merak. Baca selengkapnya mengenai TARI MERAK : Berasal, Pencipta, Kostum, dan Pementasan
Contoh Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi (SULAWESI)
Pulau sulawesi juga sebagai salah satu provinsi dengan tarian yang cukup banyak dan beragam, terutama di provinsi Sulawesi Selatan. Berikut ini adalah tari kreasi baru berpolakan tradisi dari Pulau Sulawesi.
9. Tari pattennung
Tari Pattennung merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Tarian ini menggambarkan wanita-wanita yang sedang menenun dan juga menggambarkan kesabaran dan ketekunan serta bagaimana gigihnya para perempuan Toraja Sulawesi Selatan yang menenun benang menjadi kain.
Para penari pattennung menggunakan pakaian adat khas Sulawesi Selatan yaitu berupa baju bodo panjang, lipaq sabbe (sarung), curak lakba, serta hiasan bangkara, rante ma’bule dan ponto. Adapun properti yang digunakan berupa sarung lempar. Tarian Pattennung ini diiringi oleh iringan instrumen musik tradisional suling dan gendang.
10. Tari mappadendang
Tari Mappadendang adalah tari itradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan.Adapun makna dari tari Mappadendang ini adalah sebagai perayaan rasa bahagia sekaligus wujud rasa syukur atas panen padi yang didapatkan.
Mappadendang sendiri disebut sebagai pesta penen atau pesta tadi masyarakat Bugis. Mappadendang ini dilaksanakan dengan cara menumbuk lesung yang berisi gabah dengan memakai penumbuk berupa tongkat besar.
Banyak masyarakat bugis yang masih mempercayai bahwa pesta mappadendang ini memiliki muatan magis sebab dipercayai sebagai ritual pensucian gabah hasil panen yang disebut masih terikat dengan batangnya. Agar berkah bagi manusia maka harus disucikan terlebih dahulu.
11. Tari bosara
Tari Bosara merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Tarian ini ditampilkan dalam rangka menyambut tamu kehormatan. Awalnya, Tari Bosara ditampilkan pada acara penting untuk menjamu raja-raja dengan suguhan kue-kue tradisional sebanyak 2 kasera. Selain untuk menyambut tamu raja, tarian Bosara juga ditampilkan pada berbagai pesta seperti pesta perkawinan. Para penari menggunakan pakaian adat makassar yang khas Sulawesi Selatan dengan membawa piring Bosara.
Kata bosara sendiri menunjukan pada satu kesatuan utuh yang terbagi dalam piring, yang di atasnya di beri alas kain rajutan dari wol, lalu ditempatkan piring di atasnya juga sebagai tempat kue dan tutup bosara. Adapun kue-kue yang umumnya disajikan dengan memakai bosara merupakan kue-kue tradisional, baik kue basah atau kue kering seperti, cucur, bolu peca’, brongko, biji nangka, kue lapis, kue sala’ dan lain-lain, yang biasanya terbuat dari tepung beras.
12. Tari lebonna
Tari Lebonna merupakan tari kreasi baru berpolakan tradisi yang berasal dari Sulawesi Selatan. Lahirnya tari kreasi batingna lebonna terinspirasi dari sebuah cerita rakyat asal Tana Toraja tentang dua sejoli yang saling cinta, yaitu Paerengan dan Lebonna. Lebonna merupakan gadis tercantik di desa. Karena kecantikannya, banyak pemuda desa yang terpikat, termasuk Dodeng sahabat Paerengan. Sementara, Paerengan merupakan seorang ksatria yang pandai berperang. Singkat cerita, Paerengan dan Lebonna menjalin asmara dan berjanji akan sehidup semati.
Dari segi pakaian, penari batingna lebonnaumumnya mengenakan pakaian adat Toraja. Pada wanita mengenakan bajupokko, yaitu berupa baju lengan pendek berwarna hitam yang dihiasi pernak-pernik pada bagian dada dan pinggang. Selain itu, wanita penari juga dilengkapi berbagai aksesori, seperti mahkota, gelang, dan anting. Sementara, pria penari menggunakan pakaian yang disebut seppa tullang buku, yaitu baju lengan panjang berwarna emas dengan bawahan hitam dan dilengkapi penutup kepala khas Toraja.
Sumber:
Freedomsiana.com | Wikipedia.org | Bobo.grid.id | blog.isi-dps.ac.id | Brainly.co.id | Sumber.com